Menpora Launching Bulan Pemuda
Menpora Launching Bulan Pemuda
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, melaunching Bulan Pemuda. Hal ini tak lepas berangkat dari semangat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Bulan Oktober adalah bulannya Pemuda, khususnya Tanggal 28 Oktober yang merupakan momen Sumpah Pemuda. Terkait hal tersebut, Menpora Dito mengatakan bahwa Sumpah Pemuda selalu dirayakan guna mengenang perjuangan seluruh elemen pemuda di masa lalu yang telah berhasil memberikan masa depan yang lebih baik untuk bangsa Indonesia hingga hari ini.
Meski demikian, kepada Gen Z dan Millenial, Menpora Dito menegaskan mulai saat ini untuk tidak hanya sekadar lagi berorientasi pada mengenang kejayaan masa lalu saja, tetapi berharap Sumpah Pemuda tahun ini dan berikutnya harus di isi dengan program-program yang berorientasi kepada masa depan.
“Sekarang saatnya kita berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk generasi mendatang, generasi masa depan,” tutur Menpora Dito.
“Berangkat dari semangat tersebut. Kemenpora telah menetapkan arah dan tujuan Pembangunan di bidang keolahragaan melalui Sport Development Index (SDI) dan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagai target membangun pembudayaan, prestasi dan industri olahraga kita,” ungkapnya.
Baca juga: Kemenpora Baru Saja Gelar ASEAN Youth Interfaith Camp, Apa Itu? |
Lebih lanjut, Menpora asal Partai Golkar itu juga mengatakan jika di bidang Kepemudaan, Kemenpora telah menetapkan indikator yakni Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dan tengah mempersiapkan konsep Desain Besar Kepemudaan Nasional (DBKN) sebagai upaya memperkuat talenta, komunitas, organisasi dan skema kepemudaan agar lebih kuat serta banyak memberikan manfaat untuk masyarakat.
“Jelang peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 ini saya mengajak seluruh stakeholder untuk bergotong-royong membuat kegiatan sekaligus gerakan kepemudaan dari di pusat hingga di daerah secara partisipatif, inklusif dan kolaboratif selama bulan oktober, dan seterusnya,” serunya.
“Nilai-nilai gotong royong dan tolong menolong harus tetap dilestarikan dan dijadikan sebagai pondasi character building,” pungkasnya.